Rabu, 30 April 2008

Profil LEB Beku Bhei-Bhei

Lembaga Eskavasi Budaya
BEKU “Bhei-Bhei”

BEKU “Bhei-Bhei” pada tahun 1998 didirikan mengiringi keprihatinan atas mulai termarginalkannya seni tradisi Bawean ditengah masyarakat pendukungnya yang bermukim dipulau kecil Bawean yang berada ditengah laut jawa.
Beragam seni tradisi budaya warisan para bhuppak, rama, mak, ae, atuk, jujuk, mbhe Bhebien pada saat itu mulai tidak dikenal oleh generasi yang saat itu baru tumbu dan memasuki masa parajheka.
Mandiling, kercengan, dhungka, korcak, dikker, pencak, konto, pokolan, gembus, bersanjien, panton panaghen, petoa, mbuk-mbuk manyang, panganten bhebien yang rangkaiannya berisikan nammataken, a'ater pandi beserta ragam unsur budaya Bawean yang kaya sudah sulit bahkan tidak pernah lagi dapat disaksikan pada saat itu. Kondisi ini kami kira tidaklah baik bagi sebuah kelompok etnik di indonesia yang merupakan sebuah kekayaan tersendiri dengan karakter khasnya. Keprihatinan tersebut ternyata tidak hanya milik kami, tapi ada tokoh Bawean yang sepemikiran ide gagasan dengan kami. Namun persoalannya menurut beliau-beliau adalah tidak adanya perhatian pemerintah terhadap Bawean. Haruskah kami hanya prihatin ? ? ?
Mulailah kami mencoba berbuat dari komunitas siswa sekolah disebuah yayasan pendidikan swasta yang ada di Bawean. Siswa-siswi SMP dan SMA, inilah kelompok generasi yang kami nilai strategis untuk mengayunkan langkah melestarikan seni tradisi budaya Bawean tanpa kehilangan daya kreatif inovatif adaptif dan tidak anti terhadap teknologi .
Pada saat pendirian BEKU Bhei-Bhei di Tahun 1998 anggota atabe personilnya masih duduk di bangku SMA Umar Mas'ud Sangkapura Bawean. Semangat berkesenian dikalangan siswa yang cukup besar tersebut direspon positif oleh pihak sekolah yang menjadikannya sebagai salah satu ekstrakulikuler di SMA Umar Mas'ud. Semangat dan talenta seni para siswa ini cukup meyakinkan dengan beberapa prestasi yang cukup membanggakan bagi ukuran ekstrakulikuler siswa SMA yang berada di sebuah pulau terpencil.
Seiring dengan telah lulusnya para personil BEKU Bhei-Bhei dari SMA Umar Mas'ud, maka rasa memiliki terhadap kesenian Bawean yang terlanjur tumbuh menjadikan kami terus melanjutkan kiprah dengan wadah Lembaga Eskavasi Budaya “BEKU” Bhei-Bhei.
Salah satu wujud budaya Bawean yang menunjukkan keunikan adalah seni tradisi yang ragam jenisnya berupa Kercengan, Mandiling, korcak, dikker, pencak panganten, penganten adat dan molod di samping banyak lagi yang lain dan belum tersentuh oleh tangan mungil Beku Bhei-Bhei. Ragam seni tradisi Bawean yang dinamis dan tidak berhenti dalam satu bentuk formatnya, oleh BEKU Bhei-Bhei dicoba diperkenalkan pada khalayak melalui berbagai event dan media. Selain dalam bentuk maju ke tampil dalam berbagai event, kami juga mencoba membuat rekaman dalam format dokumenter acara tradisi yang ada di Bawean serta musik lagu Bawean dalam bentuk kepingan CD. Projek ini kami lakukan dalam kesederhanaan teknologi, sehingga hasil rekaman yang kami jual dalam CD gambarnya tidak seterang hasil Produktion House yang bermodal. Namun hasil upaya kami dalam format CD ini telah di bajak atabe cetak rompak oleh para maling yang ternyata pelakunya adalah warga Bawean sendiri. Sehingga saat ini upaya melanjutkan upaya dokumentasi dalam bentuk CD terhenti karena modal kami sudah habis. Memang IRONIS mEmeng ! ! ! Jeruk kok minum jeruk ? ? ?.
Keinginan menulis sedikit apa yang kami ketahui tentang Bawean kedalam bentuk buku juga menjadi keinginan kami di BEKU Bhei-Bhei. Namun kami tentunya tidak punya dana untuk biaya cetaknya. Keterbatasan dana telah melahir kekurangan peralatan dalam mengeksavasi budaya Bawean. Namun semangat dan nyali kami tak pernah surut dalam mengoptimalkan gagasan yang ada dalam pikiran untuk kami wujudkan dalam karya melestarikan seni tradisi budaya Bawean.


Penasehat : H.M. Sastro Suwito, SH. M.Hum.
Drs. Cuk Sugrito
Ketua Umum : Iling Khairil Anwar SS.
Ketua Harian : Ntank Mohammad Sofyan, SPd.
Sekretaris : Imam Adi Albanna, SPd.
Bendahara : R. U'ul Adawiyah