Dengan belajar dari pengalaman dimana bencana banjir (5 Februari 2008) dan longsor (6 Maret 2008) yang melanda Pulau Bawean telah menyebabkan kerugian material bagi masyarakat dalam jumlah miliaran rupiah, dimana banjir telah merendam sawah dan rumah penduduk dan longsor telah melululantakkan 78 rumah, 2 mushollah dan 1 masjid, baru terjadi setelah hutan Bawean gundul menghilang. Hutan lindung Bawean maupun suaka alam Bawean dalam realitasnya hanyalah berupa papan nama berukuran kecil yang catnya telah mengelupas dengan hutan yang abstrak.
Lembaga Eskavasi Budaya Beku Bhei-Bhei bersama seluruh element masyarakat Bawean menyelenggarakan aksi peduli alam dengan tema “Menhutankan hutan Bawean dengan menanam, memelihara dan menjaga hutan demi kehidupan”.Bentuk kegiatan ini berupa :
• Penanaman 20.000 bibit tanaman hutan• Kampanye pentingnya hutan bagi kehidupan
Kegiatan ini diselenggarakan pada Tanggal 12 April 2008 di Desa Paromaan Kec. Tambak Pulau Bawean Kabupaten Gresik yang merupakan lokasi bencana longsor pada Tanggal 6 Maret 2008 yang lalu. Dalam aksi reboisasi ini hadir langsung Penasehat LEB BEKU Bhei-Bhei, Bpk. H.M. Sastro Soewito SH. M.Hum. yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Gresik. Dalam sambutannya beliau menyatakan pentingnya keberadaan hutan dalam menjaga keequilibriuman eqologi yang memiliki peranan sangat sentral bagi kehidupan manusia di muka bumi. Keberadaan hutan sangat sentral dalam upaya menghindari terjadinya global warming yang saat ini telah menyebabkan kenaikan permukaan air laut dan tingginya curah hujan di muka bumi yang karena hutan bawean telah rusak telah pula menyebabkan banjir dan longsor. Lebih lanjut Wakil Bupati Gresik tersebut menyatakan agar masyarakat Bawean agar tidak segan-segan untuk melaporkan kepada petugas hukum yang ada di Bawean apabila menemukan pelaku pencurian kayu hutan di kawasan hutan lindung Bawean. Dalam kesempatan tersebut H.M. Sastro Soewito SH. M.Hum. yang juga penasehat LEB BEKU Bhei-Bhei memberikan bantuan kepada korban longsor di Dusun Candi Desa Paromaan Kecamatan Tambak berupa makanan siap saji.
Menurut Drs. Cuk Sugrito Budayawan senior Bawean yang juga penasehat LEB BEKU Bhei-Bhei, melalui kegiatan ini LEB BEKU Bhei-Bhei ingin menggugah kesadaran seluruh masyarakat Bawean yang diawal tahun 2008 ini mendapat bencana banjir dan longsor akan pentingnya hutan bagi kehidupan kita bersama. Lebih lanjut beliau mengajak seluruh masyarakat Bawean dari element apapun agar segera sadar dan mulai aktif dalam menanam, memelihara dan menjaga hutan di Bawean demi kesejahteraan bersama seluruh masyarakat Bawean. Atas terselenggaranya acara ini, LEB BEKU Bhei-Bhei ingin mengucapkan banyak terimakasih atas antusiame masyarakat Bawean yang ikut mendukung suksesnya acara ini. Kepada PT. Semen Gresik (Persero), KM. Expres Bahari, ABRI, segenap Pejabat Kabupaten Gresik, Para Kyai Bawean, KSDA Bawean, Pelajar dan Pramuka Gresik dan Bawean, Ikatan Alumni Paskibraka Kab. Gresik dan seluruh masyarakat Bawean yang telah membantu suksesnya kegiatan ini.
Ketua Umum LEB BEKU Bhei-Bhei menyatakan, "Harapan kami kegiatan ini tidak hanya berlangsung kali ini dan oleh kami saja. akan tetapi ada kelanjutan dan usaha untuk mengembalikan keequilibriuman hutan Bawean sebagai upaya menghindari bencana seperti yang telah terjadi. LEB BEKU Bhei-Bhei kedepan akan mencoba memprogramkan reboisasi kawasan hutan bawean yang kini dalam kondisi rusak dengan melakukan kerjasama dengan seluruh masyarakat Bawean, instansi pemerintah terkait, pihak swasta maupun perorangan yang mempunyai kepedulian terhadap Bawean".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar