Kamis, 22 Mei 2008

Kolaborasi Mandiling, Dikker, Korcak dan Kercengan

Format karya ini pada awalnya berangkat dari upaya memperkenalkan kesenian tradisi Bawean pada kalangan muda Bawean yang pada saat itu mulai enggan memainkan Kercengan, Mandiling maupun seni tradisi Bawean lainnya. Dengan menumpang popularitas Kyai Kanjengnya Emha Ainun Najib pada saat itu dimulailah mengenalkan ragam kesenian tradisional Bawean pada sejumlah anak muda. Pada perjalanan selanjutnya, dimana rasa percaya diri sebagai pewaris pemiliki kesenian etnik Bawean mulai tumbuh dikalangan personil, lahirlah beberapa nomor lagu yang irama maupun musiknya berakar uratkan kesenian tradisional Bawean. Upaya uji coba ini ternyata banyak mendapat respon positif dari masyarakat Bawean yang menyukai lagu-lagu format garapan ini. Tanggapan lancar.
Kami sendiri yang miskin dalam hal konsep musik kesenian, hingga kini tidak dapat memformulasikan dalam sebuah konsep tentang hasil uji coba ini. Penamaan kolaborasi Mandiling, Dikker, Korcak dan Kercengan dalam sebuah garapan sebagaimana tersebut diatas, sebagai wujud manifestasi ketidak tahuan atas genre jenis apa hasil racikan adonan beragam kesenian tradisi Bawean yang kami hasilkan dalam klasifikasi musik yang ada. ( ? ). Siapapun yang berminat memberi analisa terhadap genre musik ini atau memperdebatkannya kami persilahkan saja. Yang pasti harapan kami agar analisa dan perdebatan yang terjadi jangan mengganggu aktifitas kami dalam ngarabete seni tradisi Bawean.

1 komentar:

bacrons mengatakan...

Dalam kolaborasi ini jangan terlalu di fikirin tentang formulanya n konsepnya,yg penting kesenia bawean bisa tetap eksis sampai kapanpun.dengan seirangya waktu pasti akan ditemukan formulanya dan konsep yg pas untuk kolaborasi kesenia ini.