Bawean walaupun luas pulaunya hanya terdiri dari dua kecamatan, dikenal memiliki beragam bela diri tradisional. Diantara beragam jenis bela diri tradisional yang ada, hingga kini masih menggunakan pola latihan yang tradisional dan belum masuk kedalam organisasi Ikatan Pencak Silat Indonesia. Dari beragam pencak silat yang ada di Bawean, Pencak Panganten merupakan aliran yang paling menonjolkan keindahan gerak tanpa mengurangi teknik bela diri. Pencak Panganten dimainkan oleh dua orang pendekar yang berlawanan dengan bersenjatakan sebilah pedang. Sebagai musik pengiring dipergunakan dua buah kendang yang dimainkan oleh dua orang dan sebuah gong sebagai element dasar. Sebagai pemanis digunakan kenong. Menurut para pendekar dan tetua Bawean, Pencak Panganten berasal dari Timur Tengah yang diciptakan olah Ali Bin Abutalib dengan ciri pembuka geraknya yang menuliskan lafat Allah dengan ujung pedangnya.
Tekat bulat telah dicanangkan "LEB BEKU Bhei-Bhei maju bersama Bawean menuju Bawean maju".
MANDILING
Mandiling Tradisional Dalam Pagelaran Kesenian Bawean Etalase Etnik Jawa Timur di Taman Budaya Surabaya
Penganten Adat Bawean
Prosesi Penganten Adat Bawean yang konon digelar hingga 7 hari 7 malam, kini kami garap dalam bentuk pertunjukan dengan durasi 60 hingga 120 menit tanpa kehilangan pakem tradisi Bawean. Hasil garapan kami telah terpilih sebagai 5 penampil terbaik dalam Festival Cak Durasim 2002 se Jawa Timur di Surabaya.
Festival Maulid Nusantara 3
LEB BEKU Bhei-Bhei sebagai duta JATIM tampil sebagai peserta favorit dan 5 penampil terbaik. Penasehat dan personil BEKU sesaat setelah menerima penghargaan.
Gotong Royong dalam Bencana
Anggota Beku bersama dengan masyarakat gotong royong di desa dekat agung yang tertimpa bencana banjir 5 Februari 2008lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar