BAWEAN DEER (Axis kuhlii)
HABITAT DAN POPULASI RUSA BAWEAN (Axis kuhlii)
*Oleh :Djuwantoko**Danang Wahyu Purnomo***
Intisari
Rusa Bawean (Axis kuhlii) merupakan satwa endemik asli Pulau Bawean yang populasinya semakin menurun akibat perubahan habitat oleh aktivitas manusia. Kerusakan kawasan hutan akan menyebabkan hilangnya habitat alami bagi berbagai jenis satwa yang hidup dan berkembang di dalamnya. Komponen-komponen habitat berupa pakan, peneduh, ruang, air, tanah, dan faktor lingkungan menjadi faktor pembatas bagi kehidupan satwa. Sementara itu, keterpaduan antara komponen habitat menjadi penyeimbang kelanjutan pertumbuhan populasi. Pengetahuan tentang habitat menjadi dasar dalam menentukan pengelolaan suatu jenis satwa. Oleh karena itu diperlukan studi yang komprehensif mengenai habitat dan populasi Rusa Bawean.Kajian dilakukan dengan pengamatan terhadap berbagai komponen habitat secara langsung dan tidak langsung di lapangan. Tipe habitat dianalisis dengan mengidentifikasi struktur dan komposisi vegetasi menggunakan metode sampling protokol. Pengamatan terhadap sumber pakan dilakukan dengan melihat kondisi daun pakan dan metode faecal analysis. Kualitas pakan dianalisis dengan proximat analysis. Produksi dan produktivitas pakan ditentukan dengan menggunakan petak ukur permanen. Sementara itu, sumber peneduh, ruang, dan efek tepi diidentifikasi secara deskriptif berdasarkan kondisi aktual di lapangan. Sumber-sumber air dideskripsikan dan dianalisis di laboratorium untuk mengetahui kualitasnya. Analisis spatial diversity dilakukan untuk mengetahui keterkaitan antar tipe habitat. Populasi diamati mengenai daerah jelajah dan karakter populasinya secara langsung dan studi pustaka.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa populasi Rusa Bawean masih terkonsentrasi pada tiga daerah, Pulau Tanjung Cina, Hutan Gunung Besar dan Hutan Gunung Mas. Tipe-tipe habitat yang disukai berturut-turut adalah hutan sekunder, hutan primer, hutan jati bersemak, dan hutan campuran. Sumber pakan masih melimpah dengan kandungan gizi yang cukup bagi kesejahteraan populasi. Sumber air melimpah dan cukup bagi kebutuhan hidup Rusa Bawean. Namun, keadaan populasi yang terpecah dalam kawasan yang sempit menyebabkan terbatasnya transfer genetik hingga menekan pertumbuhan populasi. Hal ini terbukti dengan karakter populasi di beberapa daerah yang menuju ke arah regressive population. * Makalah disampaikan dalam Seminar Konservasi Rusa Bawean, pada tanggal 26 Januari 2005 di Auditorium FKT UGM Yogyakarta** Staf Pengajar di Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta*** Staf Laboratorium Satwa Liar Fakultas Kehutanan UGM
Rabu, 11 Juni 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
o....kenalkan nama saya qamaruddin ank asli bwean tp skrang ad d kdr.
emg qt hrs jg htan bwean supaya hewan endemiknya tdk punah
file:///123819/Peterpan/Ku_Katakan_Dengan_Indah.html
file:///123819/Peterpan/Ku_Katakan_Dengan_Indah.html
t4ryhtejhymktymk
Posting Komentar