Kubur Mbeh Ghuste berada di punggung bukit yang termasuk dalam wilayah Desa Komalasa Kecamatan Sangkapura. Kubur tersebut merupakan kubur tunggal yang disekelilingnya berupa semak belukar. Untuk menuju lokasi kubur tokoh ini dari jalan Desa Komalasa yang telah bisa dilalui kendaraan bermotor, kita masih harus berjalan kaki melalui jalan setapak yang terjal berbatu ditengah semak belukar yang tinggi.
Kubur Mbeh Ghuste tidak memiliki bangunan cungkup. Sebagai penanda keberadaan kubur ini, areal kuburnya diberi tatanan batu kali yang tidak mengalami pembentukan yang di tata meninggi tanpa perekat dengan membentuk denah persegi empat panjang. Tatanan batu kali tersebut sekaligus berfungsi sebagai pagar batu dengan pintu masuk berada di sisi timur. Pagar batu ini memiliki ukuran panjang 592 cm, lebar 430 cm, tinggi 60 cm dengan ketebalan 140 cm. Halaman sisi dalam pagar batu ini, lantainya dilapisi dengan tatanan batu kali alami tanpa perekat. Pada bagian tengah terdapat kubur tokoh Mbeh Ghuste yang memiliki jirat semu sebagai akibat dari tidak diberinya struktur lantai batu diantara kedua nisan kuburnya. Nisan kuburnya juga berupa batu kali andesit yang tidak mengalami pembentukan. Kubur ini memiliki sepasang batu nisan yang ditanam berdiri langsung di atas tanah. Batu nisan tersebut memiliki ukuran lebar 27 cm, tebal 19 cm, tinggi dari permukaan tanah 19 cm dengan jarak antar batu nisan sejauh 153 cm.
Berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat Desa Komalasa, Mbeh Ghuste dikenal sebagai salah seorang pendakwah Agama Islam yang awal di Desa Komalasa Pulau Bawean. Selain itu tokoh ini dikenal sebagai seorang tabib yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengobati penyakit. Konon lebih dari 41 macam penyakit yang mampu diobati oleh tokoh ini. Namun keterangan lebih jauh tentang asal dan masa hidup tokoh tersebut tidak ditemukan dalam cerita tutur maupun data sejarah. Namun keunikan kubur ini sebagai kubur tunggal yang jirat dan nisannya mengingatkan pada menhir dan bangunan dari tradisi megalitik, cukup menguatkan bahwa kubur ini merupakan kubur kuna yang menarik untuk dikaji lebih jauh lagi.
Kubur Mbeh Ghuste tidak memiliki bangunan cungkup. Sebagai penanda keberadaan kubur ini, areal kuburnya diberi tatanan batu kali yang tidak mengalami pembentukan yang di tata meninggi tanpa perekat dengan membentuk denah persegi empat panjang. Tatanan batu kali tersebut sekaligus berfungsi sebagai pagar batu dengan pintu masuk berada di sisi timur. Pagar batu ini memiliki ukuran panjang 592 cm, lebar 430 cm, tinggi 60 cm dengan ketebalan 140 cm. Halaman sisi dalam pagar batu ini, lantainya dilapisi dengan tatanan batu kali alami tanpa perekat. Pada bagian tengah terdapat kubur tokoh Mbeh Ghuste yang memiliki jirat semu sebagai akibat dari tidak diberinya struktur lantai batu diantara kedua nisan kuburnya. Nisan kuburnya juga berupa batu kali andesit yang tidak mengalami pembentukan. Kubur ini memiliki sepasang batu nisan yang ditanam berdiri langsung di atas tanah. Batu nisan tersebut memiliki ukuran lebar 27 cm, tebal 19 cm, tinggi dari permukaan tanah 19 cm dengan jarak antar batu nisan sejauh 153 cm.
Berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat Desa Komalasa, Mbeh Ghuste dikenal sebagai salah seorang pendakwah Agama Islam yang awal di Desa Komalasa Pulau Bawean. Selain itu tokoh ini dikenal sebagai seorang tabib yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam mengobati penyakit. Konon lebih dari 41 macam penyakit yang mampu diobati oleh tokoh ini. Namun keterangan lebih jauh tentang asal dan masa hidup tokoh tersebut tidak ditemukan dalam cerita tutur maupun data sejarah. Namun keunikan kubur ini sebagai kubur tunggal yang jirat dan nisannya mengingatkan pada menhir dan bangunan dari tradisi megalitik, cukup menguatkan bahwa kubur ini merupakan kubur kuna yang menarik untuk dikaji lebih jauh lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar