Kubur ini berada di pekuburan umum Desa Dheun yang terlentak di tepi jalan lingkar Pulau Bawean. Keletakan tersebut menjadikan kubur ini amat mudah untuk di kunjungi. Secara administratif kubur ini termasuk dalam wilayah Dusun Dheuneler, Desa Dheun Kecamatan Sangkapura. Kubur ini memiliki bangunan cungkup yang bertiang kayu dengan atap seng. Jirat kuburnya menggunakan bahan fosil terumbu karang yang dibentuk lempengan persegi empat panjang. Bagian tengah struktur jirat diisi dengan batu kali. Jirat kubur ini memiliki ukuran panjang 197 cm, lebar 73 cm, tinggi 19 cm dengan dua buah pelipit mengelilingi badan jirat. Nisan kuburnya juga menggunakan bahan fosil koral yang secara umum berbentuk persegi. Sisi samping badan nisan dibentuk menyerupai pola hias simbar. Nisan ini memiliki ukuran lebar 26 cm, tebal 11 cm, tinggi 18 cm dengan jarak antar nisan sejauh 144 cm. Berdasarkan cerota tutur yang berkembang di masyarakat Dheun, disebutkan bahwa tokoh Mbhe Rato semasa hidupnya merupakan pemimpin atau penguasa lokal yang sekarang semacam kepala desa di wilayah Dheun.
Tekat bulat telah dicanangkan "LEB BEKU Bhei-Bhei maju bersama Bawean menuju Bawean maju".
MANDILING
Mandiling Tradisional Dalam Pagelaran Kesenian Bawean Etalase Etnik Jawa Timur di Taman Budaya Surabaya
Penganten Adat Bawean
Prosesi Penganten Adat Bawean yang konon digelar hingga 7 hari 7 malam, kini kami garap dalam bentuk pertunjukan dengan durasi 60 hingga 120 menit tanpa kehilangan pakem tradisi Bawean. Hasil garapan kami telah terpilih sebagai 5 penampil terbaik dalam Festival Cak Durasim 2002 se Jawa Timur di Surabaya.
Festival Maulid Nusantara 3
LEB BEKU Bhei-Bhei sebagai duta JATIM tampil sebagai peserta favorit dan 5 penampil terbaik. Penasehat dan personil BEKU sesaat setelah menerima penghargaan.
Gotong Royong dalam Bencana
Anggota Beku bersama dengan masyarakat gotong royong di desa dekat agung yang tertimpa bencana banjir 5 Februari 2008lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar