
Sebagai pembatas antara jalan kecamatan dengan lokasi kubur


Jirat kubur Cokrokusumo menggunakan kontruksi tembok berlepa tua yang ciri fisiknya sama dengan yang dipergunakan pada bangunan kolonial. Jirat kubur ini memiliki gaya bentuk badan candi yang mana bidang kakinya di beri hiasan undakan pelipit yang semakin mengecil pada bagian atas. Badan jirat di biarkan polos tanpa hiasan. Sedangkan bagian kepala jirat menjorok keluar dari badan jirat dengan

Nisan kuburnya menggunakan bahan kayu dengan pola hias yang kompleks. Sebagai pembatas antara bidang kaki dan badan nisan di beri hiasan undakan pelipit yang mengecil. Keempat sudut bawah badan nisan diberi hiasan antefik. Bagian tengah badan nisan terdapat bingkai segi lima yang di sekelilingnya di beri hiasan floral yang berbentuk suluran maupun kembang ceplok. Pada bagain tengah bingkai segi lima di beri hiasan kaligrafi pada sisi dalam nisan dan suluran flora dengan kembang ceplok yang tumbuh dari vas pada bagian sisi luar nisan.
Kaligrafi yang tertulis pada bagian sisi dalam nisan, memiliki isi yang berbeda antara nisan kepala dan

Berdasarkan data sejarah yang ada di Pulau Bawean, tokoh Cokrokusumo merupakan keturunan Umar Mas’ud yang kemudian bertahta atas Bawean pada Tahun 1747 hingga 1789 M sebagai penguasa ke lima sejak Pulau Bawean direbut oleh Umar Mas’ud yang sekaligus menjadi penyiar Agama Islam di Bawean setelah mengambil alih kekuasaan dari raja yang beragama kafir.
1 komentar:
Tentang nisan batu baru penggambaran secara deskripsi saja, adakah penjelasan lain untuk tipologi nisan atau eksplanasi dari keseluruhan nisan batu di Bawean? Mungkin bisa dibuat penelitian lanjutan. Bagaimana..? KINTA
Posting Komentar