

Pencak Panganten dimainkan oleh dua orang yang telah bergelar pandikar (pendekar) pencak yang berlawanan dengan bersenjatakan sebilah pedang. Gerakan-gerakannya cenderung gemulai dan diperlambat walaupun kesemua gerakan merupakan gerakan menyerang lawan dan menghindari serangan dan membalas serangan lawan. Dalam pencak panganten ini saling serang tangkis dan balik menyerang bida berlangsung dalam 3 sampai dengan 10 lapis dalam sekali temmo tabhung. Pendekar yang dinilai tidak bisa menghindari teknik serangan dan

Pencak Panganten konon hanya dimainkan dihadapan sepasang penganten yang sedang bersanding di pelaminan. Namun saat ini, pertunjukan pencak panganten dihadapan penganten yang sedang bersanding di pelaminan sudah jarang dan nyaris tidak pernah lagi dipertunjukkan. Sebagai musik pengiring dipergunakan dua buah kendang yang dimainkan oleh dua orang dan sebuah gong sebagai element dasar. Sebagai pemanis digunakan kenong. Menurut para pendekar dan tetua Bawean, Pencak Panganten berasal dari Timur

Sebagai upaya merevitalisasi pencak panganten, LEB BEKU Bhei-Bhei mencoba menghadirkan kembali Pencak Panganten dalam prosesi Panganten Adat Bawean yang telah di garap dalam sebuah seni pertunjukan. LEB BEKU Bhei-Bhei juga mengupayakan hidupnya kembali Pencak Panganten dengan mempertunjukkan sebagai pencak penghormatan bagi tamu-tamu penting dan petinggi negara yang datang berkunjung ke Bawean. Kedepan LEB

Tidak ada komentar:
Posting Komentar