Kubur Purbonegoro berada di kaki bukit Malokok yang termasuk dalam wilayah Desa Gunungteguh Kecamatan Sangkapura. Lokasi kubur Purbonegoro merupakan pekuburan umum bagi masyarakat sekitar lokasi dan lokasi penguburan bagi mereka yang masih memiliki hubungan darah atau keturunan Purbonegoro. Untuk menuju kelokasi kuburan ini cukup mudah karena keletakannya yang masih berada dalam kawasan kota Kecamatan Sangkapura.
Halaman cungkup kubur Purbonegoro yang merupakan kaki bukit Malokok dibuat berundak lima. Setiap undakan diberi dinding talud yang menggunakan batu koral yang dibentuk persegi empat panjang tanpa diberi perekat. Empat dinding talud terbawa, saat ini hampir seluruh bagiannya sudah tertimbun tanah. Sedangkan dinding talud teratas yang sekaligus bersambung dengan pagar, hingga kini masih dapat teramati walaupun pada banyak bagiannya telah runtuh. Pada sisi dalam pagar batu koral ini berdiri bangunan cungkup pertama kubur Purbonegoro yang menggunakan kontruksi tiang kayu. Cungkup kubur ini nampaknya telah mengalami beberapa kali rehab dan penambahan. Dinding cungkup bagian bawah, saat ini telah mengunakan tembok yang dilepa. Sedangkan bagian atasnya berupa terali kayu dengan pintu masuk berada di sisi Selatan. Kondisi bangunan cungkup tersebut dalam keadaan rusak berat.
Didalam bangunan cungkup pertama tersebut terdapat 2 buah bangunan cungkup kedua dan 7 buah kubur. Cungkup kedua yang berada didepan pintu masuk cungkup pertama merupakan cungkup kedua kubur Purbonegoro. Kedua cungkup kubur tersebut menggunakan bahan kontruksi kayu yang walaupun kini dalam keadaan rusak berat dan fragmentaris, namun masih menampakkan kemegahan bentuk dan hiasannya. Begitupula dengan jirat dan nisan kubur yang lainnya, juga menggunakan bahan kayu dengan pola hias yang kompleks yang kini dalam kondisi rusak berat.
Jirat kubur Purbonegoro menggunakan bahan kayu dengan pola hias suluran bunga teratai yang memenuhi hampir seluruh bidang badan jirat yang berundak dua. Namun sayang pada banyak bagian badan jirat undak pertama sudah dalam kondisi fragmentaris. Pada bagian atas setiap undakan di beri hiasan pilar-pilaran yang mengeliling dengan jarak yang sama. Jirat kubur ini memiliki ukuran panjang 296 cm, lebar 157 cm dengan tinggi 78 cm. Nisan kuburnya juga menggunakan bahan kayu yang kondisinya cukup terawat. Nisan ini memiliki hiasan antefik pada keempat sudut pinggangnya. Sisi pinggir nisan diberi hiasan suluran tumbuhan yang mengelilingi bingkai persegi lima. Di dalam bingkai segi lima sisi dalam nisan terdapat kaligrafi yang menyebutkan wafatnya Panembahan Adi pada hari senin, Tanggal 11 Jumadil Akhir Tahun Alif. Sedangkan pada sisi luar nisan di dalam bingkai segi lima diberi hiasan suluran tumbuhan yang memenuhi bidang. Nisan ini memiliki ukuran lebar 23 cm, tebal 17 cm, tinggi 47 cm dengan jarak antar nisan sejauh 122 cm.
Berdasarkan data lisan dan sejarah yang ada di Bawean, Purbonegoro merupakan keturunan Umar Mas’ud yang menjadi penguasa ke-enam dengan gelar pangeran yang pemerintahannya berlangsung antara Tahun 1720-1747 M. Data sejarah dan lisan tersebut berbeda dengan inskripsi yang tertulis di nisan.
Halaman cungkup kubur Purbonegoro yang merupakan kaki bukit Malokok dibuat berundak lima. Setiap undakan diberi dinding talud yang menggunakan batu koral yang dibentuk persegi empat panjang tanpa diberi perekat. Empat dinding talud terbawa, saat ini hampir seluruh bagiannya sudah tertimbun tanah. Sedangkan dinding talud teratas yang sekaligus bersambung dengan pagar, hingga kini masih dapat teramati walaupun pada banyak bagiannya telah runtuh. Pada sisi dalam pagar batu koral ini berdiri bangunan cungkup pertama kubur Purbonegoro yang menggunakan kontruksi tiang kayu. Cungkup kubur ini nampaknya telah mengalami beberapa kali rehab dan penambahan. Dinding cungkup bagian bawah, saat ini telah mengunakan tembok yang dilepa. Sedangkan bagian atasnya berupa terali kayu dengan pintu masuk berada di sisi Selatan. Kondisi bangunan cungkup tersebut dalam keadaan rusak berat.
Didalam bangunan cungkup pertama tersebut terdapat 2 buah bangunan cungkup kedua dan 7 buah kubur. Cungkup kedua yang berada didepan pintu masuk cungkup pertama merupakan cungkup kedua kubur Purbonegoro. Kedua cungkup kubur tersebut menggunakan bahan kontruksi kayu yang walaupun kini dalam keadaan rusak berat dan fragmentaris, namun masih menampakkan kemegahan bentuk dan hiasannya. Begitupula dengan jirat dan nisan kubur yang lainnya, juga menggunakan bahan kayu dengan pola hias yang kompleks yang kini dalam kondisi rusak berat.
Jirat kubur Purbonegoro menggunakan bahan kayu dengan pola hias suluran bunga teratai yang memenuhi hampir seluruh bidang badan jirat yang berundak dua. Namun sayang pada banyak bagian badan jirat undak pertama sudah dalam kondisi fragmentaris. Pada bagian atas setiap undakan di beri hiasan pilar-pilaran yang mengeliling dengan jarak yang sama. Jirat kubur ini memiliki ukuran panjang 296 cm, lebar 157 cm dengan tinggi 78 cm. Nisan kuburnya juga menggunakan bahan kayu yang kondisinya cukup terawat. Nisan ini memiliki hiasan antefik pada keempat sudut pinggangnya. Sisi pinggir nisan diberi hiasan suluran tumbuhan yang mengelilingi bingkai persegi lima. Di dalam bingkai segi lima sisi dalam nisan terdapat kaligrafi yang menyebutkan wafatnya Panembahan Adi pada hari senin, Tanggal 11 Jumadil Akhir Tahun Alif. Sedangkan pada sisi luar nisan di dalam bingkai segi lima diberi hiasan suluran tumbuhan yang memenuhi bidang. Nisan ini memiliki ukuran lebar 23 cm, tebal 17 cm, tinggi 47 cm dengan jarak antar nisan sejauh 122 cm.
Berdasarkan data lisan dan sejarah yang ada di Bawean, Purbonegoro merupakan keturunan Umar Mas’ud yang menjadi penguasa ke-enam dengan gelar pangeran yang pemerintahannya berlangsung antara Tahun 1720-1747 M. Data sejarah dan lisan tersebut berbeda dengan inskripsi yang tertulis di nisan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar