Senin, 09 Juni 2008

Mengangan Dokumenter Seni Tradisional Bawean

(pelayaran jhukong LEB BEKU Bhei-Bhei di tengah badai samudra)
(Oleh: Iling, Khairil Anwar SS)

Bawean sebagai daerah kepulauan yang merupakan bagian wilayah Kabupaten Gresik memiliki karakter budaya yang berbeda dengan masyarakat Gresik yang hidup di daratan. Perbedaan karakter budaya tersebut tentunya mesti dipandang sebagai aset kekayaan yang dapat dijadikan sebagai unsur pembentuk ciri khas serta karakter dari budaya Kabupaten Gresik. Sehingga Kabupaten Gresik yang selama ini telah dikenal sebagai daerah industri, juga dikenal masyarakat nasional maupun internasional sebagai daerah yang juga memiliki karakter budaya khas.
Potensi keindahan alam Pulau Bawean yang oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur dan Pemerintah Daerah Kabupaten Gresik telah dilirik untuk dioptimalkan sebagai modal bagi pengembangan sektor pariwisata dalam upaya peningkatan pendapatan asli daerah. Pemanfaatan potensi alam sebagai obyek wisata tentunya akan kurang maksimal apabila kurang didukung potensi dibidang seni budaya yang ada di masyarakat. Kolaborasi antara potensi keindahan alam dengan didukung potensi dibidang budaya seni tradisi Bawean, menjadi lebih ideal guna diwujudkannya Bawean sebagai Bali-nya Jawa Timur. Keberhasilan pengembangan Pulau Bawean sebagai daerah tujuan wisata tentunya juga tidak akan terlepas dari langkah-langkah promosi terhadap obyek yang akan kita jual disamping kesiapan sarana maupun prasarana bagi wisatawan.
Guna terwujudnya cita-cita ideal tersebut, tentunya peran aktif sinergis pemerintah daerah dengan masyarakat Bawean merupakan salah satu faktor kunci yang menjadi penentu, melalui penggalian terhadap nilai seni tradisi Bawean dan aktif memperkenalkan atawa mempromosikan kepada publik nasional maupun internasional potensi alam dan seni budaya Bawean. Dalam kerangka pikir tersebut tentunya adalah ideal untuk mempertunjukkan seni tradisi Bawean dalam promosi wisata baik skala lingkup regional, nasional maupun internasional. Langkah tersebut selain merupakan bentuk promosi yang ideal, juga merupakan bentuk motifasi kepada seniman dan pelaku seni tradisi Bawean untuk terus menggali optimalkan potensi seni tradisi yang ada di Pulau Bawean.
Budaya Bawean yang secara historis merupakan hasil sintesa akulturasi dari berbagai budaya yang datang ke Bawean maupun yang dijemput masyarakat Bawean ke daerah asalnya, telah mewujudkan satu bentuk karakter budaya baru yang unik dan kini dikenal dengan budaya masyarakat Bawean. Salah satu wujud budaya Bawean yang menunjukkan keunikan adalah ragam seni musik tradisi yang tumbuh berkembang di Bawean seiring proses perkembangan budaya Bawean itu sendiri. Ragam seni musik tradisi yang ada di Bawean diantaranya dikenal dengan nama Jibul, Mandiling, Kercengan, Korcak, Dikker, dll. Setiap species musik tradisi tersebut memiliki karakter yang berbeda antara satu dengan lainnya.
Beragam seni tradisi Bawean tersebut saat ini kondisinya sudah mulai termarginalkan oleh beragam wujud seni modern populer. Seni tradisi Bawean tersebut selain hanya tersisa di pelosok kampung dengan pelaku seni yang telah berangtkat renta, juga sudah jarang ditampilkan dalam acara-acara kesenian. Persoalan lain yang juga menjadi kendala dalam mengupayakan seni tradisi sebagai salah satu ikon pariwisata, adalah karakter keluguan dari seni tradisi itu sendiri maupun pelakunya. Sehingga seringkali seni tradisi mentahan tersebut terasa monoton dengan durasi panjang yang menjemukan dalam sebuah pementasan.
Guna mencapai tujuan menjadikan seni tradisi Bawean sebagai salah satu ikon pariwisata, kiranya perlu dilakukan upaya-upaya sistematis dan terprogram yang bertujuan selain melestarikan seni tradisi dalam wujud aslinya dalam skala yang lebih masif di tengah masyarakat pendukung tradisi, juga perlu dilakukan upaya penggarapan kemasan yang tanpa kehilangan karakter tradisi aslinya.
Budaya Bawean adalah salah satu kekayaan Kabupaten Gresik, Propinsi Jawa Timur dan Republik Indonesia yang potensial untuk dikembangkan disamping keindahan alamnya sebagai obyek wisata.
Dengan mendasarkan pada sejumlah pemikiran diatas, maka digagaslah upaya inventarisir dokumenter seni musik tradisional Baweanan oleh Lembaga Eskavasi Budaya BEKU Bhei-Bhei sejak tahun 1999. Tangan-tangan mungil LEB BEKU Bhei-Bhei hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Malah jika dibandingkan dengan proses kami yang semuanya serba berdikari swadaya pribadi-pribadi, hasil yang diperoleh dapat dikatakan mencengangkan. Sebagai contoh dari bagian perjalanan panjang proses LEB BEKU Bhei-Bhei adalah keberhasilan kami mementaskan kesenian Bawean di luar Bawean. Selain mementaskan di kota kabupaten yang masih harus menyebrang lautan, LEB BEKU Bhei-Bhei telah pula mementaskan beragam kesenian Bawean dalam Etalase Kesenian Etnik Jawa Timur tahun 2007 di Taman Budaya Surabaya. Bahkan LEB BEKU Bhei-Bhei pada Maret 2008 mewakili Propinsi Jawa Timur dalam Festival Maulid Nusantara 3 di Islamic Centre Jakarta dengan prestasi sebagai peserta favorit dan 5 penampil terbaik non-ranking. Sebuah prestasi yang tidak sempat termimpikan apabila kita tengok proses kami yang berawal dari meminjam alat musik untuk berlatih, memasak mie kompak sebagai pengganjal perut dan berbagi sebatang rokok pengusir asam di mulut.
Tentunya keberhasilan proses ini tidak serta merta mengundang simpati semua orang. Toh Allah SWT pemilik alam yang hakiki telah menciptakan siang dan malam, terang dan kelam, baik dan buruk. Diantara apresiasi yang baik membubung tinggi, ada saja yang mencibir bahkan mencelakai kami. Inilah hidup yang LEB BEKU Bhei-Bhei jalani dalam mewujudkan apa yang diidealkan. LEB BEKU Bhei-Bhei ibarat menempuh pelayaran di tengah badai samudra dengan sebuah jhukong.

Tidak ada komentar: