Kubur ini berada di lokasi yang hingga kini masih sangat sulit untuk didatangi. Keletakan kubur ini yang berada di punggung gunung dengan akses jalan yang hanya berupa jalan setapak pencari rumput yang sangat jarang di lalui, menyebabkan kesulitan untuk menenukan lokasi kubur ditengah rimbun semak-semak. Secara administratif kubur ini termasuk dalam wilayah Dusun Bhelibhekeler, Desa Balikterus Kecamatan Sangkapura, yang keletakan desanya berada dibagian tengah Pulau Bawean yang berbukit-bukit.
Kubur ini tanpa dilengkapi dengan bangunan cungkup. Jirat kuburnya hanya berupa batu-batu sediman muda berukuran kecil yang ditata mengelilingi kubur tanpa dibentuk dan perekat. Jirat tersebut memiliki ukuran panjang 210 cm, lebar 98 cm dengan tinggi 10 cm. Nisan kuburnyapun nampaknya telah pernah patah, dan kini yang terpasang sebagai nisannya hanyalah patahan sisi atasnya saja. Pola hias yang masih nampak pada nisan tersebut berupa garis geometris vertikal. Nisan tersebut juga menggunakan batu sedimen muda sebagai bahan bakunya dengan ukuran lebar 15 cm, tebal 7 cm, tinggi 13 cm dengan jarak antar nisan 170 cm.
Berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat Bawean, khususnya di Desa Balikterus, menyebutkan bahwa tokoh Jujuk Neisela merupakan salah seorang khadam atau pembatu Waliyah Zainab atawa Dewi Wardah yang meninggal dalam perjalanan pelarian sebelum akhirnya Waliyah Zainab menetap di Desa Diponggo.
Kubur ini tanpa dilengkapi dengan bangunan cungkup. Jirat kuburnya hanya berupa batu-batu sediman muda berukuran kecil yang ditata mengelilingi kubur tanpa dibentuk dan perekat. Jirat tersebut memiliki ukuran panjang 210 cm, lebar 98 cm dengan tinggi 10 cm. Nisan kuburnyapun nampaknya telah pernah patah, dan kini yang terpasang sebagai nisannya hanyalah patahan sisi atasnya saja. Pola hias yang masih nampak pada nisan tersebut berupa garis geometris vertikal. Nisan tersebut juga menggunakan batu sedimen muda sebagai bahan bakunya dengan ukuran lebar 15 cm, tebal 7 cm, tinggi 13 cm dengan jarak antar nisan 170 cm.
Berdasarkan cerita tutur yang berkembang di masyarakat Bawean, khususnya di Desa Balikterus, menyebutkan bahwa tokoh Jujuk Neisela merupakan salah seorang khadam atau pembatu Waliyah Zainab atawa Dewi Wardah yang meninggal dalam perjalanan pelarian sebelum akhirnya Waliyah Zainab menetap di Desa Diponggo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar