Molod Bawean
Oleh: Iling Khairil Anwar, SS.
(Lembaga Eskavasi Budaya “BEKU Bhei-Bhei”)
Oleh: Iling Khairil Anwar, SS.
(Lembaga Eskavasi Budaya “BEKU Bhei-Bhei”)
(Tradisi Molod Bawean oleh LEB BEKU Bhei-Bhei telah dikemas menjadi seni pertunjukan dalam Festival Maulid Nusantara 3 Th 2008 di Jakarta Islamic Centre)
Molod merupakan kosa kata Bawean yang dalam Bahasa Indonesia berarti Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan Molod bagi masyarakat Bawean merupakan peringatan atas kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. yang di Bawean diperingati dalam kemeriahan

Molod Bawean dengan segala bunga rampainya yang beraneka warna, merupakan realisasi dari kecintaan masyarakat Bawean yang 99.9% sebagai pemeluk Agama Islam kepada Rasul pembawa kebenaran Nabi Muhammad SAW. Perayaan Molod bagi masyarakat Bawean hakikatnya merupakan sarana untuk memupuk keikhlasan dari pelaksanaan syariat Islam secara kaffah, melalui tukar menukar bherkat yang dihias siang dan malam dengan keindahan warna-warni bunga tongghul dan aneka rasa rupa-rupa masakan dari ragam hasil alam.

Pada bentuk tradisi aslinya perayaan Molod dipusatkan di masjid atau surau. Perayaan molod Bawean selalunya diawali oleh perayaan yang diadakan di masjid Jamik Sangkapura bertepatan dengan Tgl 12 Rabiul Awal. Perayaan itu dilanjutkan dengan perayaan disetiap dusun dan surau secara bergantian dan bersamaan hingga 2 minggu setelah perayaan di masjid jamik. Hal tersebut menunjukkan adanya hirarki di masyarakat Bawean masa lalu yang menempatkan Masjid Jamik Sangkapura sebagai masjid sentral diantara masjid lainnya, dimana Masjid Jamik Sangkapura merupakan pusat dakwah Maulana Umar Mas’ud sebagai penyiar Agama Islam di Bawean.


Bentuk kekhasan lain dari perayaan Molod Bawean adalah ditampilkannya kesenian tradisional dikker yang pada tradisi aslinya hanya dapat kita jumpai pada perayaan Maulid Nabi Muhammad S.A.W. Pada perayaan tersebut yang di Bawean berlangsung dengan meriah sepanjang hari, musik tradisional Dikker dimainkan sejak pagi hingga menjelang sore hari. Kesenian Dikker konon berasal dari kosa kata Arab, yaitu ‘dzikir’ yang berarti menyebut dan mengagungkan nama Allah dan Nabi Muhammad. Dalam wujudnya yang tradisional, kesenian Dikker merupakan bentuk kesenian yang melagukan syair-syair Barzanji dengan irama lagu yang khas dan diiringi dengan alat musik rebana berukuran besar. Ke khasan irama syairnya yang mendayu dalam tempo yang lamban, ditingkahi dengan tetabuhan rebana-rebana besar yang bersuara bas, lebih menghadirkan suasana sakral perayaan molod itu sendiri.
Dalam Festival Maulid Nusantara 3 (2008) di Islamic Center Jakarta, Molod Bawean sebagai duta Propinsi Jawa Timur dikemas sajikan oleh Lembaga Eskavasi Budaya “BEKU Bhei-Bhei” nilai-nilai dan tradisi Islami yang ada di masyarakat Bawean digarap dengan tetap menjaga prinsip originalitas tradisi dalam konsep sebuah pertunjukan budaya. Dengan konsep tersebut diharapkan upaya pelestarian tradisi budaya Bawean bisa tercapai serta bisa menjadi daya tarik wisata budaya yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan budaya Bawean beserta pendukung budayanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar